Merasa benar itu
belum tentu benar dan merasa salah juga belum tentu salah.
Bagaimana saat kita merasa orang lain itu benar atau orang lain
salah ?
Nah lo. .., saat itu terjadi antara keduanya
akan menghadirkan
respon yang berbeda dalam diri
(baik yang
terlihat dan yang tidak terlihat)
Aziz Amin.
Ini versi menurut pemahaman saya
yang masih saya cari kebenaran dan sebenarnya atau mapalah bisa jadi adalah
pembenaran atas apa yang saya anggap benar.
Sebenarnya fokusnya bukan masalah
benar atau tidak.
Saya masih ingat saat dulu saya
menganggap bahwa apa yang saya anggap benar, seiring waktu saya tahu beberapa
hal lain dan dasar dasar yang memberika makna akan benar, kebenaran dan
pembenaran, saya menganggap apa yag saya anggap benar sekarang itu jadi belum
tentu bahkan sebagian saya anggap salah.
Ini menarik karena kalau yang
kita lihat, dengar dan rasa itu tetap saya belum tentu benar, dalam kondisi
tertentu berkemungkina. Akan muncul yang namanya halusinasi.
Berkemungkinan ada asumsi dan
persepsi, jadi kebenaran yang masih dalam kerangka pikir manusia pasti tidak
bisa lepas dari apa isi pikiran bawah sadarnya ( pusat analisa data
dibandingkan ).
Makin luas wawasan, latar
belakang pendidikan, pergaulan dll apalah apalah... Maka apa isi data
pembanding akan benar dan kebenaran juga akan berbeda.
Pertanyaannya : kalau kebenaran
menurut aturan negara, aturan perjanjian dll
Nah loh... masih menurut saya
bahwa aturan itu juga seringkali dibuat dengan acuan dasar pada apa yang
diyakini benar oleh si pembuat aturan.
Fenomenanya sangat menarik dari saat
saya bertemu dengan beberapa orang dengan hal yang saya bahas diatas di Griya
Hypnotherapy MPC yang saya kelola, ya tentang anggapan bahwa seorang merasa
benar dan merasa bahwa orang lain itu benar atau salah.
Dalam kerangka pikir mereka bahwa
apa yang mereka pikirkan adalah hal yang mutlak, nilai dasar yang tidak bisa
diubah, ia sangat meyakini akurasi data sehingga ia sangat yakin bahwa ia
merasa benar “ Saya yang benar mas, kalau
menurut ini itu begini begitu..., maka saya benar mas “ katanya.
Sementara disisi yang lain, ia
sangat tidak menikmati proses yang ia anggap ia benar, wajah dan gestur
tubuhnya sangat tidak nyaman bahwa orang yang ia anggap salah itu harus
mendapatkan hukuman, sehingga apa yang ia rasakan ? mudah emosi, jantung
berdebar – debar, gelisah, sakit hati sampai ia tidak menikmati makan dan
istirahatnya.
Pada waktu yang berbeda orang
dianggap salah, bercerita tentangt apa yang versi nya terjadi bahwa ia juga
mengalami hal yang sama, bahwa berdasarkan dengan data dan pemahaman ia
terhadap apa yang terjadi, ia telah melakukan semuanya dengan benar, dan
menganggap orang yang pertama salah memahi apa yang sebenarnya.
Pada kasus hubungan orang tua dan
anak, hubungan suami isti, persahabatan dan bahkan ranah usaha bersama / bisnis
sangat berkemungkinan akan mengalami hal
yang seperti ini, tentunya akan menimbulkan gejolak yang memunculkan respon
tubuh atas apa yang ada dalam pikiran.
Artinya...., bahwa bila kita
sadari bahwa merasa benar itu belum tentu benar maka, menjadi penting kita
belajar memahami tentang apa itu benar, kebenaran dan pembenaran.
Masih menurut saya bahwa kebenaran
yang hakiki hanya Allah Ta’ala yang Maha tahu apa itu yang sebenarnya benar –
benar “Benar”, kita hanya akan tahu kalau nanti kita semua meninggal dan
dibangkitkan serta di hisab.
Akan tetapi ada hukum Allah Al
Qur’an dan Hadish yang menjadi acuan dalam islam atau kitab suci anda kalau
anda beragama lain, tapi sekali lagi lain orang yang membaca dan memahaminya
berkemungkinan akan memiliki pemahaman dan pemaknaan yang berbeda, jadi wajar
bila muncullah perbedaan pemahaman akan apa yang benar dan kebenaran.
Saya lagi tidak bicara agama,
tapi tentang pemaknaan dan bagaimana pikiran memberikan makna atas apa yang ia
lihat, dengar dan rasakan, dimana saat seorang merasa bahwa ia benar benar
tidak berbakat... maka bisa jadi sebenarnya ia tidak benar – benar tidak
berbagakat. Bisa jadi sebalinya ia adalah orang yang sangat berbakat.
Bila seorang merasa hidupnya
penuh ujian dan cobaan, bisa jadi sebenarnya ia tidak benar benar hidup dalam samudra
ujian dan cobaan, tapi sebaliknya ia sangat dicintai Allah dengan rahmat dan
nikmatnya berupa hal yang dianggap ujian dan cobaan.
Tapiiii.... sekali kalai jangan
lah lupa, ini juga berlaku jika seorang merasa ia paling benar dan paling alim,
bisa jadi ia lupa dan lalai bahwa itu bentuk kesombongan atas perasaan nya
paling benar dan alim.
Jika ia merasa paling hebat dan
lain sebagainya, itu pun sama.
Kesimpulannya sederhana, apapun
anda sekarang dan perasaan anda sekarang..., itu belum tentu yang sebenarnya
terjadi, tapi pilihan atas perasaan apapun yang anda munculkan sekarang akan menentukan
kualitas hidup anda hari ini, dan masa depan anda.
Kalau anda merasa bahwa anda
dibenci banyak orang, merasa hidup anda susah, merasa anak anda nakal, merasa
rumah tangga anda nggak harmonis... maka walaupun itu bisa jadi tidak
sebenarnya terjadi, respon tubuh kita akan mengarhkannya menjadi real nyata,
menjadi apa yang anda pikirkan dan perasaan tentu memiliki dominasi pengamatan
anda lebih besar.
Respon negatif akan mengarahkan
apa yang anda rasakan jika itu dirasakan negatif, kenapa sekarang anda nggak ubah
aja perasaan anda ? ubahlah perasaan negatif anda sekarang jadi positif.
Bahwa anak anda adalah anak yang
luar biasa, anak anda anak yang memiliki potensi berbeda dengan yang lain, anak
anda anak yang sangat aktif, rumah tangga anda adalah rumah tangga yang unik
dan keren, suami anda sangat romantis dengan cara yang berbeda, sahabat anda
unik dan luar biasa mengajarkan kesabaran dan pendewasaan diri..
Apapun perasaan
anda itu milik anda, dan anda yang rasakan
Respon dari
perasaan itu juga satu paket bonusnya
Mau merasa hidup
anda baik atau tidak, itu pilihan
Mau merasa anda
paling benar juga itu pilihan, atau
Mau meratapi
kehidupan karena anda merasa orang
paling salah dan
penuh dosa ?
Kebenaran hakiki
milik Allah Ta’ala, semoga apa yang kita anggap benar menurut agam dan
keyakinan kita adalah kebenaran hakiki yang Allah Ta’ala ridhoi.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang – orang yang diridhoi,
aamiin..
Aziz Amin
0 Komentar