Kampung KB ?, saya berfikir belum banyak orang yang tahu kampung KB,
termasuk saya sampai saya dikenalkan oleh H. Bahrul Ulum, bertempat di Kantor
DP3KB Kabupaten Brebes.
 |
| *ilustrasi ledakan penduduk |
Saya orang yang sama sekali awam dengan urusan yang
namanya Keluarga Berencana ( KB ) , walau sebenarnya pernah terlintas menjadi
seorang penyuluh KB, ini soal KB yang masih pro dan kontra antara “ Halal “ dan
“ Haram “ nya.
Pastinya saya bukanlah orang yang kompeten untuk
memberikan makna atas hukum KB, atau bercerita tentang KB, tapi setelah membaca
beberapa literatur dan ikut beberapa sesi kelas yang diselenggarakan oleh
DP3KB, setidaknya saya mulai memahami kenapa pemerintah mulai pusing bicara masalah
KB.
Ya..., sebagai salah seorang hypnotherapist di
Griya Hypnotherapy MPC beberapa kasus adalah persoalan rumah tangga, baik salah
asuh ( tepatnya pengasuhan yang kurang tepat, pendidikan yang tidak tercukupi, kenakalan
remaja dan banyak lain termasuk kekerasan dalam rumah tangga ) yang artinya
saya berfikir bahwa ini tidak lepas dari peranan keluarga sebagai pusat
kegiatan yang utama, belum lagi ledakan penduduk yang sangat banyak menjadi persoalan tersendiri.
Prosentasi peranan keluarga mendominasi kehidupan
manusia, artinya saat keluarga tidak lagi memberikan situasi yang nyaman dan
aman, tentu orang akan mengalami persoalan lain yang tentunya akan menjadi
lingkaran setan dalam kehancuran keluarga.
Saya bukan berarti sedang membela program
pemerintah atau KB, yang banyak dimaknakan sebagai membatasi anak, tentunya
tidak tepat bila rumah tangga ko dibatasi anaknya, tapi saya sebih sepaham
bahwa KB yang merupakan kependekan dari Keluarga Berencana adalah sebuah
keluarga yang direncanakan dengan matang, bukan asal asalan buka maen Action.
Kata 2 anak lebih baik itu juga menurut saya
bukan berarti melarang orang yang anaknya lebih kan ? tapi paling tidak
sesuaikan kemampuan bagaimana menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan setelah
anak lahir dengan matang untuk kehidupan yang layak, baik gizi, kesehatan dan
pendidikan.
Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang
lemah, meninggalkan anak anak yang tidak siap untuk menjalani kehidupan, sekali
lagi tentu berbeda pemahaman bahwa “rezeki sudah diatur Tuhan, Allah Ta’ala “
ya.. pastilah sudah, tapi sebagai bentuk ikhtiar kita sebagai orang tua
sejatinya kita patut berikhtiar untuk merencanakannya.
Coba aja perhatikan sekitar anda, dan belajarlah
pada mereka yang memiliki keluarga yang direncanakan dan yang tidak
direncanakan, anda bisa bijak menyimpulkannya, dan pastinya merencanakan
keluarga juga banyak ragam pilihan bahkan dengan tanpa menggunakan hal yang
tidak sesuai dengan keyakinan anda.
Kampung KB ini dicanangkan oleh Bapak Presiden RI
( Ir.Joko Widodo ) pada bulan Januari 2016, bahwa Kampung KB ini banyak
diperbincangkan oleh masyarakat mulai dari kalangan bawah, menengah sampai
kepada masyarakat kalangan elit, dan bahkan tulisan-tulisan mengenai kampung KB
banyak mengisi kolom-kolom pemberitaan dimedia massa ( surat khabar, majalah,
tabloid ) dan bahkan menjadi pemberitaan yang cukup hangat dan populer di
media-media elektronik.
- Program KB tidak lagi
bergema dan terdengar gaungnya seperti pada era Orde Baru,
- untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program
KKBPK serta pembangunan sector terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
berkualitas.
- penguatan program KKBPK
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat,
- Mewujudkan cita-cita
pembangunan Indonesia yang tertuang dalam Nawacita terutama agenda prioritas ke
3 yaitu “ Memulai pembangunan dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan" serta Agenda Prioritas ke 5,
yaitu " Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia ",
- mengangkat dan
menggairahkan kembali program KB guna menyongsong tercapainya bonus demografhi
yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2010 – 2030.
Selebihnya bahwa sejatinya kampung KB menjadi
wahana pemberdayaan pemberdayaan masyarakat.
Aziz Amin
www.azizamin.net
0 Komentar